Fenomena Misterius Detik-detik Maroko Digoyang Gempa Berikut 20 Ribu Orang Dikhawatirkan Tewas Banjir Besar Libya

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)- Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang paling mengerikan dan merusak. Mereka seringkali terjadi tanpa peringatan, menyebabkan kerusakan besar dan kerugian jiwa. Namun, selama berabad-abad, banyak orang telah melaporkan fenomena misterius yang terjadi sebelum gempa besar terjadi. Pertanyaannya adalah, apakah fenomena-fenomena ini benar-benar ada dan dapat dianggap sebagai peringatan alam?

1. Gempa Laut dan Perubahan Pesisir

Salah satu fenomena yang sering dikaitkan dengan gempa bumi adalah perubahan mendadak pada pesisir laut. Banyak laporan mengklaim bahwa air laut secara tiba-tiba mengundur sebelum gempa besar terjadi. Hal ini terlihat dalam beberapa kasus gempa besar di berbagai belahan dunia. Ketika air laut mengundur, seringkali terlihat ikan dan hewan laut lainnya yang terdampar di pantai. Ini telah memicu kekhawatiran dan spekulasi tentang apakah perilaku laut ini adalah pertanda gempa yang akan datang.

2. Gempa 'Swarm'

Gempa "swarm" adalah serangkaian gempa kecil yang terjadi di wilayah tertentu dalam waktu singkat sebelum gempa besar terjadi. Fenomena ini seringkali disebut sebagai "peringatan" karena beberapa orang percaya bahwa aktivitas gempa kecil ini bisa menjadi indikasi bahwa gempa besar akan datang. Namun, ilmuwan masih mempelajari apakah gempa "swarm" benar-benar bisa dianggap sebagai prediksi yang dapat diandalkan.

3. Perubahan Perilaku Hewan

Banyak laporan juga mencatat bahwa hewan-hewan, terutama hewan liar seperti burung, seringkali menunjukkan perubahan perilaku sebelum gempa besar terjadi. Mereka mungkin terlihat gelisah, berhenti berkicau, atau bahkan melarikan diri dari daerah yang kemungkinan akan terkena gempa. Beberapa orang berpendapat bahwa hewan memiliki insting alamiah yang membuat mereka lebih peka terhadap perubahan di lingkungan sebelum gempa terjadi.

4. Cahaya Bumi dan Suara Misterius

Beberapa laporan juga mencatat fenomena misterius seperti cahaya yang terlihat di langit atau suara aneh yang terdengar sebelum gempa bumi. Ini sering disebut sebagai "cahaya bumi" atau "suara gempa," dan meskipun belum sepenuhnya dipahami oleh ilmuwan, banyak orang percaya bahwa ini adalah tanda-tanda yang terkait dengan gempa yang akan datang.

Meskipun ada banyak laporan tentang fenomena-fenomena ini, ilmuwan masih belum dapat dengan pasti menjelaskan hubungannya dengan gempa bumi. Gempa adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor, dan belum ada cara pasti untuk meramalkan kapan dan di mana gempa besar akan terjadi. Oleh karena itu, sementara fenomena-fenomena misterius ini menarik perhatian banyak orang, kita perlu mengandalkan peringatan resmi dan sistem deteksi gempa yang lebih ilmiah untuk melindungi diri kita dari bahaya gempa bumi.

Cahaya Misterius 

Sebuah rekaman video yang direkam sebelum gempa berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Maroko pada Jumat lalu ramai dibicarakan pengguna media sosial. Baca Juga USGS Sebut Kekuatan Guncangan Gempa Maroko Dirasakan hingga Puncak Gunung Atlas

 Melalui rekaman tersebut, penampakan cahaya tak dikenal di langit terlihat jelas hingga memicu berbagai teori. Profesor Karen Daniels, seorang ahli fisika di North Carolina State University muncul untuk menjawab pertanyaan tentang fenomena misterius tersebut. “Orang sering bertanya-tanya tentang situasinya. Bisa disebut gempa ringan dan terjadi di lokasi bertekanan seismik,” ujarnya seperti dilansir sindonews.com, . Menurutnya, cahaya tersebut sulit dipelajari karena tidak mungkin memprediksi terjadinya gempa. Pada tahun 2014, peneliti menemukan laporan fenomena 'airlight' yang melibatkan 65 gempa bumi di Eropa dan Amerika selama abad ke-18, 19, dan 20. 

“Ada cahaya yang berlangsung selama beberapa menit dan tampak seperti kilat dan muncul dalam berbagai warna,” kata seismolog di Boston College, Profesor John Ebel. 

Salah satu hipotesis populer mengenai fenomena ini adalah gesekan antara lempeng tektonik telah menghasilkan listrik, namun para ahli mempertanyakan kebenaran gagasan tersebut. Dalam perkembangan terkait,

 Masyarakat Palang Merah Internasional meminta dana sebesar USD112 juta untuk mendistribusikan bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak gempa bumi di Maroko. 

Saat ini operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) masih aktif dilakukan setelah jumlah korban tewas kini mencapai hampir 2.900 orang. Berdasarkan Survei Geologi AS (USGS), gempa yang terjadi pada pukul 23.11 waktu setempat (3.41 pagi IST) itu berkekuatan 6,8. Gempa susulan berkekuatan 4,9 mengguncang wilayah tersebut hanya 19 menit kemudian.

 Pusat gempa berada di kota Ighil, sekitar 70 km barat daya Marrakesh. USGS melaporkan bahwa pusat gempa berada sekitar 18,5 km di bawah permukaan bumi, meskipun badan seismik Maroko sendiri memperkirakan kedalamannya berada pada 11 km. 

Bagaimanapun, gempa yang terjadi cukup dangkal. Sehubungan dengan gempa kemarin, USGS mengaitkannya dengan “sesar miring terbalik pada kedalaman dangkal di pegunungan Atlas Tinggi Maroko”. USGS Sebut Kekuatan Guncangan Gempa Maroko Dirasakan hingga Puncak Gunung Atlas Sesar adalah rekahan atau zona rekahan antara dua blok batuan. Sesar memungkinkan balok-balok tersebut bergerak relatif satu sama lain, menyebabkan gempa bumi jika pergerakannya terjadi dengan cepat. 

Saat terjadi gempa, batu di satu sisi patahan tiba-tiba tergelincir terhadap sisi lainnya.’ Para ilmuwan menggunakan sudut sesar terhadap permukaan (dikenal sebagai kemiringan) dan arah slip di sepanjang sesar untuk mengklasifikasikan sesar. Sesar yang bergerak searah dengan bidang kemiringan disebut sesar dip-slip, sedangkan sesar yang bergerak secara horizontal disebut sesar mendatar.

Dikhawatirkan Tewas

Semenmtara itu banjir besar yang melanda Libya menyebabkan lebih dari 7.000 orang terluka. Rumah sakit juga tidak berfungsi akibat banjir yang terjadi akibat badai Daniel, serta diperparah oleh bendungan jebol.

Daerah yang terdampak banjir adalah Derna yang berlokasi di timur Libya. Jumlah korban jiwa sudah mencapai ribuan orang dan diprediksi terus meningkat.

Menurut laporan Al Jazeera, Kamis (14/9/2023), wali kota Derna Abdulmenam al-Ghaithi berkata jumlah tewas berpotensi mencapai 20 ribu orang.

Kepada Al-Arabiya, wali kota Derna memprediksi angka itu berdasarkan jumlah distrik yang terendam banjir.

 

Korban banjir banyak yang terseret arus. Lokasi Derna berada di tepi laut, dan pantainya dipenuhi pakaian, mainan, furnitur, dan berbagai barang yang tersapu arus banjir.

Mengutip liputan6.com bahwa AFP melaporkan bahwa kementerian dalam negeri Libya mencatat ada 3.840 korban tewas. Sebanyak 3.190 orang sudah dikubur.

Di antara korban tewas ada setidaknya 400 orang asing, mayoritas berasal dari Sudan dan Mesir.

Kondisi Libya saat ini sedang terpecah akibat perang saudara. Bagian timur Libya dipimpin oleh anggota DPR dan Tentara Nasional Libya. Pihak pemerintah timur berkata ke Reuters bahwa sudah lebih dari 5.000 orang meninggal.

Menurut laporan jurnalis lokal, kondisi Derna merupakan bencana yang masif dan tidak ada air, listrik, atau bensin. Secara resmi, pemerintah Libya mencatat ada 10 ribu orang hilang. Sementara, PBB menyebut ada 5.000 orang yang hilang.

Bala Bantuan

Wali kota Derna, al-Ghaithi, berkata ada bala bantuan yang sudah datang dari Mesir, Tunisia, Uni Emirat Arab, Turki, dan Qatar. Al Jazeera menyebut bantuan internasional terus berdatangan.

Kekhawatiran wali kota Derna saat ini adalah bagaimana cara menemukan para korban.

"Kami sebetunya butuh tim yang punya spesialisasi menemukan jasad-jasad," ujar al-Ghaithi. "Saya khawatir kota ini akan terinfeksi oleh epidemi karena banyaknya jasad di bawah reruntuhan dan air."

Bantuan dari pemerintah barat Libya juga telah mencapai daerah timur yang terdampak banjir ini. Sukarelawan juga turun tangan.

Al Jazeera melaporkan bahwa ada kritikan terhadap al-Ghaithi karena dianggap tidak memberikan peringatan yang mumpuni sebelum banjir terjadi.

Namun, tudingan itu dibantah al-Ghaithi yang berkata telah memberikan peringatan kepada masyarakat bahwa bencana berpotensi terjadi.

Belum ada kabar WNI terdampak banjir ini. Direktur Perlindungan WNi di Kementerian Luar Negeri RI berkata sebagian besar WNI di Libya yang tercatat di database KBRI Tripoli bertempat tinggal di Libya barat. Jumlah WNI yang tercatat sebanyak 282 orang.